Saturday, March 12, 2011

Meaningful Conversation

Beberapa hari yang lalu aku berjumpa dengan kawan lama dan kami mulai bercakap-cakap. Sebenarnya tidak dapat persis dikatakan percakapan, karena yang sebenarnya terjadi adalah aku hanya menjadi pendengar, dia bercerita tentang kisah hidupnya. Pada saat itu aku tidak dapat memberikan tanggapan ataupun masukan apapun. Tetapi melalui kisah hidupnya, aku belajar banyak tentang "kisah nyata" apa yang Salomo katakan dalam kitab Amsal "kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan Tuhan dipuji-puji."
Kemudian aku mulai menyadari bahwa kecantikan yang sesungguhnya diharapkan oleh suami adalah kecantikan yang berasal dari dalam hati. Kecantikan fisik hanya bersifat sementara, karena kita akan menjadi tua dan keriput. Semua kecantikan fisik akan tidak terlihat jika kita mempunyai karakter yang buruk dan tidak menjadi istri yang sebagimana mestinya, sehingga yang tertinggal hanya kekecewaan demi kekecewaan dan penyesalan demi penyesalan.
Memang kita harus pandai berdandan, menjaga postur tubuh dan juga merawat tubuh untuk suami kita, agar tetap terlihat cantik. Tetapi jika tanpa diimbangi dengan karakter yang baik dan sikap sebagai seorang istri yang melayani, semuanya itu akan menjadi sia-sia.
Tuhan menciptakan wanita adalah untuk menjadi penolong bagi suami, bukan sebagai perhiasan ataupun pajangan yang mahal dan antik. Maka kita sebagai seorang istri perlu introspeksi diri dengan pertanyaan 'sudahkah aku menjadi penolong yang sepadan bagi suamiku?' Atau selama ini kita hanya menjadi istri yang justru mempermalukan suami kita dihadapan orang banyak, dengan tidak memperhatikan apa yang dipakai suami kita misalnya. Yang sebenarnya dipermalukan adalah diri kita sendiri, sebagai seorang istri yang tidak dapat mengurus suami dengan baik. Kitab Amsal menuliskannya demikian : ayat 10 "istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya." Ayat 27 : "Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. Anak-anaknya bangun dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia : Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua."
Aku mengatakan bahwa aku belajar banyak dari kisah hidupnya, karena kemudian aku mulai menyadari bahwa akupun belum menjadi seorang istri yang bijak seperti yang dikatakan oleh Salomo, aku masih sering lupa memasangkan kancing baju suamiku yang copot, aku masih sering lupa membelikan kaos kaki suamiku yang sudah mulai tipis hampir bolong, aku masih sering lupa memperhatikan kaos dalam suamiku yang mulai menguning di bagian ketiak, dan masih banyak lagi "aku sering lupa..." Maafkan aku sayang.....dengan begitu banyak kata "aku sering lupa." Walaupun suamiku sama sekali tidak pernah mengeluh, tetapi aku mau semakin hari semakin Tuhan bentuk menjadi istri yang bijak dan juga menjadi berkat buat orang-orang disekelilingku.
Tuhan memang bisa mengirim siapa saja untuk mengingatkan kita tentang kesalahan kita, baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Karena itu kita harus memiliki hati yang lembut yang mau Tuhan tegur untuk kemudian bertobat dan tidak mengulangi kesalahan yang sudah kita buat.


Love for All Seasons

No matter which season my teens are passing through, rely on GOD to give me wisdom & strength to love them well through their winter, sp...